“Content creator itu lahir dari tren website
dan social media, dan pekerjaan utamanya itu seperti namanya, yaitu
membuat konten. Content creator adalah bagian dari sebuah tim kreatif
yang terdiri dari—misalnya—penulis, ilustrator, fotografer, dan sebagainya.”
Di
era digital sekarang kita disajikan dengan berbagai informasi bahkan hingga
overloads. Meskipun begitu kita tak kunjung bosan. Kita senang mengapresiasi
sesuatu yang baru dan mengesankan.
Itulah kehebatan dari content creator. Layaknya gambar bunga yang semula
biasa, paduan warnanya mampu mengubahnya menjadi indah. Begitupun juga dengan
era digital, Selama ini yang membuat era digital begitu menarik tak lepas dari
kreatifitas content creator. Lalu apa sebenarnya content creator itu ?
Dijelaskan oleh Ayla Dimitri, salah satu content
creator populer di Indonesia dikatakan bahwa Content creator
itu lahir dari tren website dan social media, dan pekerjaan
utamanya itu seperti namanya, yaitu membuat konten. Content creator
adalah bagian dari sebuah tim kreatif yang terdiri dari—misalnya—penulis,
ilustrator, fotografer, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa content
creator adalah orang yang mampu menciptakan konten menarik.
Seseorang
bisa disebut sebagai content creator ketika ia mampu menciptakan konten yang
bermakna bagi sekumpulan orang atau komunitas memiliki kekuatan yang besar (power).
Content bisa menciptakan crowd.
Selanjutnya crowd adalah bentuk yang
sangat strategis bagi dunia sosial ataupun marketing.
Munculnya
tren baru sebagai content creator dimana seseorang mampu menciptakan dengan
kreatif dan otentik
sebuah konten dianggap warga terhormat, bisa dikatakan adalah sebuah fenomena
yang membanggakan bagi kita semua. Mengapa ? Karena bentuk apresiasi yang
paling demokratis telah terjadi di era digital ini. Orang berlomba-lomba untuk menciptakan konten yang menarik dan
bermanfaat bagi banyak orang. Sungguh penuh warna bukan ?
Tak
sulit menjadi seorang content creator. Kita bisa memulainya dengan membuat blog
pribadi dan membagikan pikiran, ide dan perasaan kita pada dunia. Kita juga
bisa mengirimkan tulisan-tulisan atau artikel kita ke situs-situs atau
milis-milis yang ada. Forum-forum di internet bertebaran sudah siap untuk
menampung aspirasi kita. Intinya jangan hanya mengambil bahan, membaca dan
men-download saja. Jika begitu status kita terbatas hanya menjadi consumer.
Menjadi content creator sangat mungkin tidak hanya sebatas hobi, tetapi
bisa menjadi profesi. Bermula dari ketekunan, fokus pada minat dan mengasah
ketrampilan dan kreatifitas, voila! Kita menjadi content creator tanpa terbatas usia, ras, latar belakang ekonomi
maupun pendidikan. Kita bisa menjadi content
creator di banyak sosial media. Misalnya saja Instagram, Line, dan yang
sangat populer saat ini adalah YouTube.
Bagaimana “hasil” menjadi content
creator ? Tak perlu cemas. Semakin hebat menjadi content creator, penghasilan
lebih besar dari pegawai kantoran.
Besarnya penetrasi internet di
Indonesia seiring dengan perbaikan dan penambahan infrastruktur teknologi
membuat para pelaku bisnis memiliki keleluasaan dalam memilih media dan format
apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada konsumennya. Salah satu
format yang saat ini menjadi favorit bagi pemilik merek adalah video.
“Tahun ini adalah tahunnya video sebagai
format yang paling diminati oleh pelaku bisnis,” ujar Ben Soebiakto, CMO Kapan
Lagi Network dalam acara Echelon 2016 di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Maraknya konten dalam bentuk video
menurut Ben ini senada dengan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi
audio visual termasuk televisi. Namun, Ben mengingatkan bahwa televisi tidak
sama dengan YouTube. Cara-cara penjualan dengan pendekatan hard sale
tidak akan berlaku dalam formula Youtube. “Penonton memiliki kebebasan dalam
melewati iklan yang mereka saksikan,” kata Ben.Sebab itu, para pemilik merek
membutuhkan content creator untuk menciptakan konten yang orisinal dan menarik.
Era YouTube telah menghadirkan content
creator yang memiliki pengikut setia hingga jutaan pengikut. YouTuber
kini bisa menjadi profesi baru yang menjanjikan dan memang asik. Modalnya, mengandalkan
kreativitas tanpa batas dalam menggarap konten menarik.
Duet
Guntur dan Paopao dari Last Day Production (LDP) misalnya, bisa meraih
popularitas dan bahkan pemasukan dari konten video yang mereka buat. Di acara
Year in Search 2015 Google Indonesia, keduanya berbagi tips content creator.
Dikatakan
Paopao, sensitif terhadap tren dan momen yang sedang populer di kalangan
netizen adalah senjata mereka dalam memproduksi konten-konten populer di
channel YouTube mereka.
Ditambahkan
rekannya Guntur, membuat konten yang sesuai dengan tren dan dialami banyak
orang juga menjadi kunci video-video mereka mudah viral dan dikenal banyak
orang.
"Jadi
ketika seseorang merasa, 'Oh, ini kaya temen gue banget nih,' misalnya. Dan
dengan gitu orang nge-share ke temennya, jadi viral. Pokoknya memperhatikan
yang lagi common aja, related sama orang," terang Guntur.
Bukti
bahwa menjadi content kreator itu asik dan keren adalah berkat kreativitas
mereka, salah satu video LDP masuk dalam 10 besar Video Terpopuler di Indonesia
sepanjang 2015 untuk kategori non-musik. Video berjudul #GUE MAH GITU ORANGNYA
menempati urutan ke-7 video terpopuler dan ditonton lebih dari 1,7 juta kali.LDP
terbilang produktif, dalam seminggu mereka bisa mengupload hingga 10 video.
Sekarang,
apakah menurutmu profesi sebagai content creator akan mengalami titik jenuh?
Yang pasti, bekerja sebagai content creator adalah pekerjaan yang asik karena
sesuai dengan passion dan memang ketrampilan kita. Selalu menambah pengetahuan
adalah hal wajib untuk menjadi content creator yang hebat.