Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunjungi Car Free day Purwokerto

Written By SATRIA POST on Selasa, 27 September 2016 | 22.44

PURWOKERTO- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan istrinya Ani Yudhoyono mengunjungi pasar tumpah yang biasa digelar setiap hari minggu dalam car free day 25 september 2016 silam.
Para warga begitu antusias menyambut datangnya SBY, terlihat dengan ramainya jalan yang dipenuhi oleh para pedagang dan warga yang ingin melihat beliau.
Ani Yudhoyono sempat membeli batik dan bertemu dengan seorang ibu yang bekerja sebagai tukang rongsok. Ibu tersebut ingin berjabat tangan sembari mendoakan kesehatan SBY dan Ani Yudhoyono.
Kedatangan SBY ke Purwokerto dengan maksud menghabiskan waktu luang berlibur bersama keluarga. Bukan hanya Purwokerto saja, SBY berniat untuk mengunjungi beberapa kota di Jawa Tengah. (APR/F1C014043)
22.44 | 0 komentar

SUDAH 4 HARI, YERIEL BELUM PULANG RUMAH


Purwokerto-27 September 2016. Terhitung sejak Jumat (23/09/2016) Yeriel pergi tanpa ada keterangan. Hingga saat ini sang ibu, Hanna Juliati sudah melaporkan pada pihak kepolisian. Namun, belum ada kabar langsung dari pihak kepolisian mengenai keberadaannya.
Ciri-ciri Yeriel yaitu : kurus, tinggi sekitar 170 cm, memiliki kumis tipis, beralis tebal, berusia 24 tahun. Ia tinggal bersama ibunya di Perumahan Karang Gintung blok C no 12, Purwokerto.  
Yeriel pergi pada jam 7 pagi. Ia terakhir menggunakan kaos biru telor asin dan celana pendek hitam bertuliskan FILA. Namun hingga malam hari, ia masih belum pulang tanpa ada kabar. Karena resah, Ibu Hanna segera mencari keberadaannya dengan mendatangi terminal. Disana ia bertanya pada sopir dan kernet sambil menunjukkan foto Yeriel.
 “Oooh, itu tadi saya liat naik bis Dewi Sri.” Tutur sang Ibu mengikuti gaya kernet bus. Mendengar itu, Ibu Hanna tak patah semangat. Beliau berusaha menghubungi sopir Dewi Sri yang pada saat itu turut mengangkut Yeriel didalamnya.
Dari hasil usaha tersebut, ia mendapatkan informasi terbaru. Saat transit di rumah makan Aroma yang menuju ke Cirebon, Yeriel ganti bus karena ada pembagian jurusan ke Depok, Kampung Rambutan, dll.  
Tak sia-sia, beliau mendapat kabar terminal Depok bahwa Yeriel naik bus Sarigede tujuan Tegal. Dikatakan bahwa Yeriel turun di jembatan sumur panggang. Sayangnya, hingga saat ini belum ada kabar lanjutan mengenai ia.

Bagi yang mengetahui, pernah bertemu dan melihatnya, bisa menghubungi langsung Ibu Hanna Yuliati ke nomor 0821-3535-8080. 
09.55 | 1 komentar

Justitia Band Adakan Penggalangan Dana Banjir Bandang Garut

ilustrasi
Banjir bandang yang menerjang daerah Garut mengundang simpati banyak orang untuk melakukan penggalangan dana, tak terkecuali bagi mahasiswa dari UKM Seni Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Justitia Band.
Aksi penggalangan dana ini dilakukan pada Selasa, 27 September 2016 di lapangan Parkir J3 Fakultas Hukum Unsoed pukul 20.00 WIB.
Selain untuk mahasiswa Unsoed, acara ini juga dibuka untuk umum. Pengisi acaranya pun beragam, dari Band Fakultas , Beatbox, serta JB dance crew. (D/F1C014027)
09.52 | 0 komentar

Mahasiswa UNSOED Peduli, Galang Bantuan Bencana Garut

Written By SATRIA POST on Senin, 26 September 2016 | 07.02


Purwokerto- Puluhan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa dan mahasiswa dari berbagai jurusan di Universitas Jenderal Soedirman tetap menggalang dana kepada setiap pengguna jalan meski hujan sempat mengguyur.
Aksi penggalangan dana ini dilakukan di beberapa titik, dengan melakukan on the road  yaitu perempatan kali putih, perempatan aston, perempatan fisip unsoed dan perempatan sri ratu. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap korban bencana alam banjir di Garut. “ Dana yang kami galang dari para pengguna jalan atau yang mau memberikan sumbangan ini nanti akan kami salurkan ke Garut rencananya rabu 28 september nanti perwakilan dari BEM UNSOED dan teman-teman dari paguyuban Garut akan langsung ke Garut untuk memberikannya langsung”.Ungkap Staff Pengabdian Masyarakat BEM UNSOED, Ridwan

Aksi peduli ini akan dilakukan selama enam hari. “Intinya kami ingin menunjukkan rasa kepedulian kami terhadap saudara kita yang terkena musibah di Garut,”Ungkapnya. (DR/14024)
07.02 | 0 komentar

Hellnoise Tour 2016 "Mengguncang" Purwokerto

Written By SATRIA POST on Rabu, 21 September 2016 | 08.05


Purwokerto- Ratusan penggemar musik-musik cadas dari sekitaran eks-karesidenan Banyumas berkumpul di GOR Satria Purwokerto, mereka berkumpul untuk menghadiri konser yang digelar oleh SuperMusic.id yang bertajuk Hellnoise Tour 2016, kamis (08/09/2016).
gambar diambil dari www.irockumentary.com

Konser yang menampilkan Seringai dan Deadsquad sebagai bintang tamu utama telah menyihir para metalhead (baca: sebutan untuk penggemar musik metal) malam itu. Metalhead yang datang pun bukan hanya berasal dari daerah Purwokerto saja namun, dari Brebes pun ikut hadir untuk meramaikan konser tersebut.

Selain Seringai dan Deadsquad juga turut tampil band hardcore asal Bandung yaitu Billfold, juga tak lupa band-band lokal dari Purwokerto. Konser pun di tutup dengan penampilan duet Seringai dan Deadsquad untuk memecah GOR Satria malam itu.  
08.05 | 0 komentar

KERJA ASIK MENJADI CONTENT CREATOR


Content creator itu lahir dari tren website dan social media, dan pekerjaan utamanya itu seperti namanya, yaitu membuat konten. Content creator adalah bagian dari sebuah tim kreatif yang terdiri dari—misalnya—penulis, ilustrator, fotografer, dan sebagainya.”

Di era digital sekarang kita disajikan dengan berbagai informasi bahkan hingga overloads. Meskipun begitu kita tak kunjung bosan. Kita senang mengapresiasi sesuatu yang baru dan mengesankan.  Itulah kehebatan dari content creator. Layaknya gambar bunga yang semula biasa, paduan warnanya mampu mengubahnya menjadi indah. Begitupun juga dengan era digital, Selama ini yang membuat era digital begitu menarik tak lepas dari kreatifitas content creator. Lalu apa sebenarnya content creator itu ?
Dijelaskan oleh Ayla Dimitri, salah satu content creator populer di Indonesia dikatakan bahwa Content creator itu lahir dari tren website dan social media, dan pekerjaan utamanya itu seperti namanya, yaitu membuat konten. Content creator adalah bagian dari sebuah tim kreatif yang terdiri dari—misalnya—penulis, ilustrator, fotografer, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa content creator adalah orang yang mampu menciptakan konten menarik.
 

Seseorang bisa disebut sebagai content creator ketika ia mampu menciptakan konten yang bermakna bagi sekumpulan orang atau komunitas memiliki kekuatan yang besar (power). Content bisa menciptakan crowd. Selanjutnya crowd adalah bentuk yang sangat strategis bagi dunia sosial ataupun marketing.
Munculnya tren baru sebagai content creator dimana seseorang mampu menciptakan dengan kreatif dan otentik sebuah konten dianggap warga terhormat, bisa dikatakan adalah sebuah fenomena yang membanggakan bagi kita semua. Mengapa ? Karena bentuk apresiasi yang paling demokratis telah terjadi di era digital ini.       Orang berlomba-lomba untuk menciptakan konten yang menarik dan bermanfaat bagi banyak orang. Sungguh penuh warna bukan ?
Tak sulit menjadi seorang content creator. Kita bisa memulainya dengan membuat blog pribadi dan membagikan pikiran, ide dan perasaan kita pada dunia. Kita juga bisa mengirimkan tulisan-tulisan atau artikel kita ke situs-situs atau milis-milis yang ada. Forum-forum di internet bertebaran sudah siap untuk menampung aspirasi kita. Intinya jangan hanya mengambil bahan, membaca dan men-download saja. Jika begitu status kita terbatas hanya menjadi consumer.
Menjadi content creator sangat mungkin tidak hanya sebatas hobi, tetapi bisa menjadi profesi. Bermula dari ketekunan, fokus pada minat dan mengasah ketrampilan dan kreatifitas, voila! Kita menjadi content creator tanpa terbatas usia, ras, latar belakang ekonomi maupun pendidikan. Kita bisa menjadi content creator di banyak sosial media. Misalnya saja Instagram, Line, dan yang sangat populer saat ini adalah YouTube.
Bagaimana “hasil” menjadi content creator ? Tak perlu cemas. Semakin hebat menjadi content creator, penghasilan lebih besar dari pegawai kantoran.
Besarnya penetrasi internet di Indonesia seiring dengan perbaikan dan penambahan infrastruktur teknologi membuat para pelaku bisnis memiliki keleluasaan dalam memilih media dan format apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada konsumennya. Salah satu format yang saat ini menjadi favorit bagi pemilik merek adalah video.
 “Tahun ini adalah tahunnya video sebagai format yang paling diminati oleh pelaku bisnis,” ujar Ben Soebiakto, CMO Kapan Lagi Network dalam acara Echelon 2016 di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Maraknya konten dalam bentuk video menurut Ben ini senada dengan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi audio visual termasuk televisi. Namun, Ben mengingatkan bahwa televisi tidak sama dengan YouTube. Cara-cara penjualan dengan pendekatan hard sale tidak akan berlaku dalam formula Youtube. “Penonton memiliki kebebasan dalam melewati iklan yang mereka saksikan,” kata Ben.Sebab itu, para pemilik merek membutuhkan content creator untuk menciptakan konten yang orisinal dan menarik.
Era YouTube telah menghadirkan content creator yang memiliki pengikut setia hingga jutaan pengikut. YouTuber kini bisa menjadi profesi baru yang menjanjikan dan memang asik. Modalnya, mengandalkan kreativitas tanpa batas dalam menggarap konten menarik.
Duet Guntur dan Paopao dari Last Day Production (LDP) misalnya, bisa meraih popularitas dan bahkan pemasukan dari konten video yang mereka buat. Di acara Year in Search 2015 Google Indonesia, keduanya berbagi tips content creator.
Dikatakan Paopao, sensitif terhadap tren dan momen yang sedang populer di kalangan netizen adalah senjata mereka dalam memproduksi konten-konten populer di channel YouTube mereka.
Ditambahkan rekannya Guntur, membuat konten yang sesuai dengan tren dan dialami banyak orang juga menjadi kunci video-video mereka mudah viral dan dikenal banyak orang.
"Jadi ketika seseorang merasa, 'Oh, ini kaya temen gue banget nih,' misalnya. Dan dengan gitu orang nge-share ke temennya, jadi viral. Pokoknya memperhatikan yang lagi common aja, related sama orang," terang Guntur.
Bukti bahwa menjadi content kreator itu asik dan keren adalah berkat kreativitas mereka, salah satu video LDP masuk dalam 10 besar Video Terpopuler di Indonesia sepanjang 2015 untuk kategori non-musik. Video berjudul #GUE MAH GITU ORANGNYA menempati urutan ke-7 video terpopuler dan ditonton lebih dari 1,7 juta kali.LDP terbilang produktif, dalam seminggu mereka bisa mengupload hingga 10 video.
Sekarang, apakah menurutmu profesi sebagai content creator akan mengalami titik jenuh? Yang pasti, bekerja sebagai content creator adalah pekerjaan yang asik karena sesuai dengan passion dan memang ketrampilan kita. Selalu menambah pengetahuan adalah hal wajib untuk menjadi content creator yang hebat.  
07.27 | 5 komentar

ORA NGAPAK? DUPAK

          ORA NGAPAK? DUPAK
PURWOKERTO-, Sebuah kota kecil di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang kini sudah mulai dikenal orang. Walaupun hanya sebuah kota kecil, Purwokerto kini sudah mulai berkembang dengan adanya banyak hiburan yang ada seperti cafe, tempat karaoke, hingga diskotik. Salah satu daya tarik orang mengunjungi kota ini adalah tempat wisata alam yang sudah sangat familiar ditelinga masyarakat, Baturraden. Suatu hal yang tak asing bagi kita adalah penduduk atau msayarakat pendatang dari luar kota seperti Jawa Barat, Jakarta, hingga luar pulau Jawa seperti Medan, Kalimantan hingga Papua. Kedatangan mereka tak lain karena adanya Universitas Jenderal Soedirman atau dikenal dengan nama UNSOED. Dengan kedatangan masyarakat luar daerah seperti itu mungkin akan mendatangkan berbagai dampak baik yang positiv maupun negatif. Salah satu hal yang selalu terjadi setiap tahunnya dan akan terus terjadi adalah mulai hilangnya bahasa “ngapak” yang menjadi ciri khas “wonge dewek” ini. Hal tersebut karena mahasiswa di UNSOED hampir sebagian besar orang luar Purwokerto dan menggunakan bahasa yang cenderung “gaul” seperti lo, gue, anjir , dll. Bahasa tersebut mulai menjadi bahasa sehari-hari mahasiswa khususnya. Mirisnya lagi, mahasiswa asli Purwokerto seakan bangga dengan bahasa “anak gaul Jakarta” itu dan cenderung gengsi dengan bahasa milik sendiri.
Apa kita sebagai mahasiswa asli Purwokerto rela budaya bahasa ngapak semakin lama semakin hilang? Apa kita sebagai mahasiswa asli Purwokerto akan selalu termakan gengsi karena dianggap ngapak? 

Bukannya mereka yang numpang tidur, numpang makan, dan numpang hidup di kota ngapak ini? “yawis nek arep nang Purwokerto ya kudu ngapak, ko ora ngapak? Dupak.” (Dearista/F1C014027)
05.36 | 0 komentar

Welcome Guys